Rabu, 25 Mei 2016

KB SUNTIK 3 BULAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
            Indonesia menghadapi masalah dengan jumlah kualitas sumber daya manusia dengan angka kelahiran lebih dari 5.000.000 per tahunnya. Untuk dapat mengangkat derajat kehidupan bangsa, maka telah dilaksanakan secara bersamaan pembangunan ekonomi dan keluarga berencana yang mempunyai tujuan masing-masing. Bila gerakan keluarga berencana tidak dilakukan bersama dengan pembangunan ekonomi dikhawatirkan hasil pembangunan tidak berarti.
            Keluarga sebagai unit terkecil kehidupan bangsa diharapkan dapat menerima norma keluarga kacil bahagia sejahtera (NKKBS) yang berorientasi pada “catur warga / zero population growth” (pertumbuhan seimbang).
            Pengertian Keluarga Berencana (KB) menurut UU No. 10 th 1992 adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
            Program KB secara Nasional berkaitan erat dengan program Nasional di bidang kesehatan, karena program KB Nasional bersifat mendukung dan mempunyai sasaran serupa dengan program kesehatan. Program Keluarga Berencana Nasional memberikan arahan kebijakan untuk meningkatkan kualitas penduduk melalui pegendalian kelahiran, memperkecil angka kematian dan peningkatan kualitas program KB.
            Metode suntikan KB telah menjadi bagian gerakan keluarga berencana nasional serta peminatnya makin bertambah. Tingginya minat pemakai suntikan KB oleh karena aman, sederhana, efektif, tidak menimbulkan gangguan, dan dapat dipakai pada pasca-persalinan (Manuaba,2010). Metode suntikan tiga bulan / progestin merupakan kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung hormon sintetis progesteron. Hal ini dinilai efektif dalam mewujudkan keberhasilan dan peningkatan kualitas program KB di Indonesia.
            Walaupun demikian, masih banyak penggunaan alat kontrasepsi suntik yang salah atau tidak memperhatikan aspek-aspek penting kontrasepsi suntik sehingga masih ada kejadian kehamilan/komplikasi tidak tertangani pada akseptor KB suntik . Selain itu juga masih banyak kejadian drop out pada akseptor KB, terutama KB progestin, akibat adanya efek samping yang tidak dimengerti oleh akseptor. Hal ini dapat diperbaiki dengan pemberian edukasi, konseling, dan peningkatan keterampilan penyedia layanan, yang juga dapat meningkatkan penerimaan akseptor terhadap alat kontrasepsi (Wulansari, Pita & Huriawati Hartanto, 2006).
1.2  Rumusan Masalah
            Dari latar belakang diatas, maka didapatkan rumusan masalah sebagai berikut.
a.       Apakah yang dimaksud dengan KB suntik tiga bulan / progestin?
b.      Bagaimana efektifitas dari KB suntik tiga bulan / progestin?
c.       Bagaimana cara kerja KB suntik tiga bulan / progestin?
d.      Apa saja kekurangan dan kelebihan KB suntik tiga bulan / progestin?
e.       Bagaimana indikasi dan kontra indikasi KB suntik tiga bulan / progestin?
f.       Bagaimanakah cara penggunaan suntikan progestin?
g.      Apa saja keadaan yang memerlukan perhatian khusus dalam pemberian KB suntikan tiga bulan / progestin beserta anjurannya?
h.      Apa efek samping dari KB suntik tiga bulan / progestin serta bagaimana penanganannya?
i.        Apa saja peringatan yang perlu diberikan kepada klien yang memakai suntikan KB 3 bulan / progestin?
1.3  Tujuan Penulisan Makalah
            Dari rumusan masalah di atas, maka dapat dirumuskan tujuan penulisan makalah sebagai berikut.
a.       Untuk mengetahui maksud KB suntik tiga bulan / progestin.
b.      Untuk mendeskripsikan efektifitas dari KB suntik tiga bulan / progestin.
c.       Untuk menjelaskan cara kerja KB suntik tiga bulan / progestin.
d.      Untuk mengetahui  kekurangan dan kelebihan KB suntik tiga bulan / progestin.
e.       Untuk mengidentifikasi indikasi dan kontra indikasi KB suntik tiga bulan / progestin.
f.       Untuk menjelaskan cara penggunaan suntikan KB 3 bulan / progestin.
g.      Untuk memberikan pengetahuan mengenai keadaan yang memerlukan perhatian khusus dalam pemberian KB suntikan tiga bulan / progestin beserta anjurannya.
h.      Untuk menjelaskan efek samping dari KB suntik tiga bulan / progestin serta bagaimana penanganannya.
i.        Untuk menjelaskan berbagai peringatan yang perlu diberikan kepada klien yang memakai suntikan KB 3 bulan / progestin.


1.4  Manfaat Penulisan Makalah
            Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat serta menambah pengetahuan pihak-pihak yang membaca makalah ini, khususnya anggota kelompok yang mempresentasikan makalah ini dan semua peserta diskusi yang merupakan calon bidan masa depan yang akan melanjutkan usaha pemerintah dalam menyukseskan program KB di Indonesia.




























BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Kontrasepsi Suntik
            Kontrasepsi suntik adalah alat kontrasepsi yang disuntikan ke dalam tubuh dalam jangka waktu tertentu, kemudian masuk ke dalam pembuluh darah diserap sedikit demi sedikit oleh tubuh yang berguna untuk mencegah timbulnya kehamilan.
2.1.1  Pengertian KB Suntik 3 Bulan / Progestin
            Suntikan progestin menggunakan Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) yang mengandung 150 mg DMPA yang diberikan tiap 3 bulan dengan cara disuntik Intro Muskuler (di daerah bokong). Depo provera atau depo metroxy progesterone asetat adalah satu sintesa progestin yang mempunyai efek seperti progesterone asli dari tubuh wanita. Obat ini dicoba pada tahun 1958 untuk mengobati abortus habitualis dan endometriosis ternyata pada pengobatan abortus habitualis seringkali terjadi kemandulan setelah kehamilan berakhir. Depo provera sebagai obat kontrasepsi suntikan ternyata cukup manjur dan aman dalam pelayanan keluarga berencana. Anggapan bahwa depo provera dapat menimbulkan kanker pada leher rahim atau payudara pada wanita yang mempergunakannya, belum didapat bukti-bukti yang cukup tegas, bahkan sebaliknya.
2.2  Efektivitas KB Suntik 3 Bulan / Progestin
            Jenis kontrasepsi ini pada dasarnya mempunyai cara kerja seperti pil. Untuk suntikan yang diberikan 3 bulan sekali, memiliki keuntungan mengurangi resiko lupa minum pil dan dapat bekerja efektif selama 3 bulan. Efek samping biasanya terjadi pada wanita yang menderita diabetes atau hipertensi. Efektif bagi wanita yang tidak mempunyai masalah penyakit metabolik seperti diabetes, hipertensi, trombosis atau gangguan pembekuan darah serta riwayat stroke. Tidak cocok buat wanita perokok. Karena rokok dapat menyebabkan peyumbatan pembuluh darah.
            Kontrasepsi suntik tersebut memiliki efektivitas yang tinggi, dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan tiap tahun. Asal penyuntikan dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan. Salah satu keuntungan suntikan adalah tidak mengganggu produksi ASI. Pemakaian hormon ini juga bisa mengurangi rasa nyeri dan darah haid yang keluar.
            Sayangnya, bisa membuat badan jadi gemuk karena nafsu makan meningkat. Kemudian lapisan dari lendir rahim menjadi tipis sehingga haid sedikit, bercak atau tidak haid sama sekali. Perdarahan tidak menentu. Tingkat kegagalannya hanya 3-5 wanita hamil dari setiap 1.000 pasangan dalam setahun.
2.3  Cara Kerja KB Suntik 3 bulan / Progestin
Secara umum kerja dari KB suntik progestin adalah sebagai berikut.
a.       Mencegah ovulasi, kadar progestin tinggi sehingga menghambat lonjakan luteinizing hormone (LH) secara efektif sehingga tidak terjadi ovulasi. Kadar follicle-stimulating hormone (FSH) dan LH menurun dan tidak terjadi lonjakan LH (LH Surge). Menghambat perkembangan folikel dan mencegah ovulasi. Progestogen menurunkan frekuensi pelepasan (FSH) dan (LH).
b.      Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, mengalami penebalan mukus serviks yang mengganggu penetrasi sperma. Perubahan - perubahan siklus yang normal pada lendir serviks. Secret dari serviks tetap dalam keadaan di bawah pengaruh progesteron hingga menyulitkan penetrasi spermatozoa.
c.       Membuat endometrium menjadi kurang layak atau baik untuk implantasi dari ovum yang telah di buahi, yaitu mempengaruhi perubahan-perubahan menjelang stadium sekresi, yang diperlukan sebagai persiapan endometrium untuk memungkinkan nidasi dari ovum yang telah di buahi.
d.      Menghambat transportasi gamet dan tuba, mungkin mempengaruhi kecepatan transpor ovum di dalam tuba fallopi atau memberikan perubahan terhadap kecepatan transportasi ovum (telur) melalui tuba.
2.4  Kekurangan dan Kelebihan KB Suntik 3 Bulan / Progestin
Kekurangan kontrasepsi suntikan progestin adalah sebagai berikut.
a.       Sering ditemukan gangguan haid seperti :
·      Siklus haid yang memendek atau memanjang.
·      Perdarahan yang banyak atau sedikit.
·      Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting).
·      Tidak haid sama sekali.
b.      Ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatan (klien harus kembali untuk mendapatkan suntikan ulang).
c.       Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya.
d.      Penambahan berat badan merupakan efek samping tersering.
e.       Tidak melindungi diri dari PMS atau HIV/AIDS.
f.       Terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian.
g.      Terlambatnya pemulihan kesuburan bukan karena kerusakan/kelainan pada organ genetalia melainkan karena belum habisnya pelepasan obat suntikan.
h.      Terjadinya perubahan pada lipid serum dalam penggunaan jangka panjang.
i.        Pada penggunaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan kepadatan tulang (densitas).
j.        Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi, sakit kepala, nervositas, jerawat.
Selain terdapatnya kekurangan pada penggunaan kontrasepsi progestin, metode kontrasepsi ini juga tentunya memiliki kelebihan sebagai berikut.
a.       Tidak mengganggu hubungan seksual.
b.      Tidak mengandung estrogen, sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah.
c.       Dapat digunakan sebagai metode jangka panjang.
d.      Tidak mempengaruhi produksi ASI.
e.       Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.
f.       Dapat digunakan oleh perempuan yang berusia lebih dari 35 tahun sampai perimenopause.
g.      Mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik.
h.      Menurunkan kemungkinan penyakit jinak payudara.
i.        Mencegah penyebab penyakit radang panggul.
j.        Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell).
2.5  Indikasi dan Kontra Indikasi Suntikan Progestin
            Indikasi pemakaian kontrasepsi suntik antara lain jika klien menghendaki pemakaian kontrasepsi jangka panjang, atau klien telah mempunyai cukup anak sesuai harapan, tapi saat ini belum siap. Kontrasepsi ini juga cocok untuk klien yang menghendaki tidak ingin menggunakan kontrasepsi setiap hari atau saat melakukan senggama, atau klien dengan kontra indikasi pemakaian estrogen, dan klien yang sedang menyusui. Klien yang mendekati masa menopause, atau sedang menunggu proses sterilisasi juga cocok menggunakan kontrasepsi suntik. Indikasi pemakaian suntikan progestin adalah sebagai berikut.
a.       Usia reproduksi ( 20-30 tahun ).
b.      Telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak.
c.       Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektifitas yang tinggi.
d.      Menyusui ASI pasca persalinan lebih dari 6 bulan.
e.       Pasca persalian dan tidak menyusui.
f.       Anemia.
g.      Nyeri haid hebat.
h.      Haid teratur.
i.        Riwayat kehamilan ektopik.
j.        Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.
            Selain indikasi-indikasi di atas, suntikan progestin juga memiliki kontra indikasi sebagai berikut.
a.       Hamil atau dicurigai hamil (reaksi cacat pada janin > 100.000 kelahiran).
b.      Ibu menginginkan haid teratur.
c.       Menyusui dibawah 6 minggu pasca persalinan.
d.      Ibu yang menderita sakit kuning (liver).
e.       Kelainan jantung.
f.       Varises (urat kaki keluar).
g.      Hipertensi (tekanan darah tinggi).
h.      anker payudara atau organ reproduksi.
i.        Menderita kencing manis (DM). Selain itu, ibu yang merupakan perokok berat, sedang dalam persiapan operasi.
j.        Sakit kepala sebelah (migrain) merupakan kelainan-kelainan yang menjadi pantangan penggunaan KB suntik ini.
k.      Perdarahan saluram genital yang tidak terdiagnosis.
l.        Penyakit arteri berat di masa lalu atau saat ini.
  m.    Efek samping serius yang terjadi pada kontrasepsi oral kombinasi yang bukan disebabkan oleh estrogen.
n.      Adanya penyakit kanker hati.
o.      Depresi berat. (Everent,2007).
2.6  Penggunaan Suntikan Progestin
            Pada saat menggunakan suntikan progestin, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut ini.
a.       Waktu Mulai Menggunakan Suntikan Progestin
1)        Mulai suntikan pertama pada hari 1-7 siklus haid (Tidak memerlukan kontrasepsi tambahan).
2)        Bila suntikan pertama diberikan setelah hari ke-7 siklus haid (Jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari / menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari).
3)        Bila klien tidak haid (amenhorea), suntikan dapat digunakan setiap saat, asal diyakini tidak hamil (Jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari / menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja).
4)        Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi hormonal lain (contoh:pil,AKBK,dll) dan ingin menggantinya dengan suntikan progestin. Suntikan progestin dapat segera diberikan (Tidak perlu menunggu sampai haid berikutnya datang).
5)        Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan hormonal lain, dan ingin menggantinya dengan suntikan progestin. Suntikan dapat diberikan sesuai jadwal suntikan ulang kontrasepsi sebelumnya (Tidak diperlukan metode kontrasepsi tambahan)
6)        Bila kontrasepsi yang pernah digunakan sebelumnya adalah kontrasepsi non-hormonal (contoh:IUD,kondom,alami,dll) dan ingin menggantinya dengan suntikan progestin. Suntikan progestin dapat segera diberikan, bila kontrasepsi sebelumnya digunakan dengan benar atau ibu tersebut sedang tidak hamil. (Tidak perlu menunggu sampai haid berikutnya datang).
7)        Bila suntikan progestin diberikan pada hari ke 1-7 siklus haid (Tidak memerlukan metode kontrasepsi lain).
b.      Cara Penggunaan Suntikan Progestin
1)        Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara suntikan Intra Muskular dalam (IM). (Apabila suntikan diberikan terlalu dangkal, penyerapan kontrasepsi suntikan akan lambat dan tidak bekerja segera dan kurang efektif).
2)        Suntikan diberikan setiap 90 hari.
3)        Pemberian suntikan noristerat untuk 3 injeksi berturut-turut  diberikan setiap 8 minggu, mulai injeksi ke-5 sampai seterusnya, diberikan setiap 12 minggu.
4)        Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas yang dibasahialkohol 60-90%. Biarkan kulit kering sebelum disuntik.
5)        Kocok dengan baik dan hindarkan terjadinya gelembung-gelembung udara.
6)        Kontrasepsi suntik tidak perlu didinginkan.
7)        Bila terdapat endapan putih pada dasar ampul, upayakan menghilangkannya dengan dihangatkan.
c.       Informasi Lain Yang Perlu Disampaikan
1)        Pemberian kontrasepsi suntikan sering menimbulkan gangguan haid (amenorhea), biasanya bersifat sementara dan sedikit sekali mengganggu kesehatan.
2)        Efek samping seperti peningkatan berat badan, sakit kepala dan nyeri payudara, tidak berbahaya dan cepat hilang.
3)        Karena kembalinya kesuburan terlambatpenjelasan perlu diberikan pada ibu usia muda yang ingin menunda kehamilan atau bagi ibu yang merencanakan kehamilan dalam waktu dekat.
4)        Setelah suntikan dihentikanhaid tidak segera datang(umumnya sekitar 3-6 bulan haid baru datang), bila tidak, segera konsultasi ke dokter/klinik untuk mengetahui penyebabnya.
5)        Bila klien tidak dapat kembali pada jadwal yang telahditentukan, suntikan dapat diberikan lebih awal dari jadwal suntikan. Dapat juga diberikan setelah jadwal suntikan (Jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja).
6)        Apabila klien lupa jadwal suntikan, suntikan dapat segera diberikan, asal ibu diyakini tidak hamil (Jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja).
2.7  Keadaan yang Memerlukan Perhatian Khusus dan Anjurannya
            Berikut adalah keadaan yang memerlukan perhatian khusus dalam pemberian suntikan progestin beserta anjurannya.
Keadaan
Anjuran
Penyakit hati akut (virus)
Sebaiknya jangan menggunakan kontrasepsi suntikan.
Penyakit jantung
Sebaiknya jangan menggunakan kontrasepsi suntikan.
Stroke
Sebaiknya jangan menggunakan kontrasepsi suntikan.

2.8  Efek Samping Suntikan Progestin dan Penanganannya.
a.       Amenorea (tidak terjadi perdarahan)
            Penanganan :
·           Bila tidak hamil, pengobatan apapun tidak perlu.jelaskan bahwa darah haid tidak terkumpul dalam rahim.
·           Bila telah terjadi kehamilan, rujuk klien, dan hentikan penyuntikan.
·           Bila terjadi kehamilan ektopik, maka rujuk klien.
·           Jangan memberikan terapi hormonal untuk menimbulkan perdarahan karena tidak akan berhasil.Tunggu 3-6 bulan kemudian bila tidak terjadi perdarahan juga,rujuk ke klinik.
b.      Perdarahan bercak (spotting)
            Penanganan :
·           Informasikan bahwa perdarahan ringan sering dijumpai,tetapi hal ini bukanlah masalah serius,dan biasanya tidak memerlukan pengobatan.
c.       Mual dan Muntah
            Penanganan :
·           Pastikan tidak ada kehamilan,bila hamil segera rujuk.Bila tidak hamil, informasikan bahwa hal ini adalah hal biasa dan akan hilang dalam waktu dekat
d.      Meningkat/Menurunnya Berat Badan
            Penanganan :
·           Informasikan  bahwa kenaikan/penurunan berat badan sebanyak 1-2 kg dapat saja terjadi. Perhatikan diet klien bila perubahan berat badan terlalu mencolok.
·           Bila berat badan berlebihan, hentikan suntikan dan anjurkan metode kontrasepsi lain.
2.9  Peringatan Bagi Pemakai Suntikan Progestin
            Peringatan bagi pemakai suntikan progestin meliputi :
a.       Setiap terlambat haid harus dipikirkan adanya kemungkinan kehamilan
b.      Nyeri abdomen bawah yang berat kemungkinan gejala kehamilan ektopik terganggu.
c.       Timbulnya abses atau perdarahan tempat injeksi.
d.      Sakit kepala migrainsakit kepala berulang yang berat, atau penglihatan kabur.
e.       Perdarahan berat yang 2X lebih panjang dari masa haid / 2X lebih banyak dalam satu periode masa haid



BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
a.       Kontrasepsi suntik adalah alat kontasepsi yang disuntikan ke dalam tubuh dalam jangka waktu tertentu, kemudian masuk ke dalam pembuluh darah diserap sedikit demi sedikit oleh tubuh yang berguna untuk mencegah timbulnya kehamilan.
b.      Suntikan progestin menggunakan Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) yang mengandung 150 mg DMPA yang diberikan tiap 3 bulan dengan cara disuntik Intro Muskuler (di daerah bokong).
c.       Cara kerja KB suntik progestin adalah untuk mencegah ovulasi, Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, Membuat endometrium menjadi kurang layak atau baik untuk implantasi dari ovum yang telah di buahi, Menghambat transportasi gamet dan tuba.
3.2  Saran
            Sebelum memberikan kontrasepsi ini pada klien, sebaiknya bidan menjelaskan kekurangan dan kelebihan KB suntik, serta efek sampingnya agar klien lebih siap dalam menghadapi hal-hal yang timbul akibat pemakaian alat kontrasepsi ini. Selain itu, bidan juga perlu memperhatikan cara penggunaan atau pemberian suntikan progestin ini untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal.














DAFTAR PUSTAKA
.   . 2011b. Alat Kontrasepsi. http://www.bkkbn-jatim.go.id/bkkbn-jatim/html/cara.htm      (Diakses 29 Maret 2016)
Baziad, Ali. 2002. Kontrasepsi Hormonal. Jakarta : YBS-SP
Handayani, Sri. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta : Pustaka   Rihama
Hartanto, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar       Harapan
Manuaba. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk     Pendidikan Bidan.Jakarta : EGC
Saifuddin, Abdul Bari. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta :       Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Varney, Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC
Wiknjosastro, Hanifa. 2007. Ilmu Kandungan. Jakarta: YBPS

Wulansari, Pita dan Huriawati Hartanto (Eds.). 2006. Ragam Metode Kontrasepsi. Jakarta :          EGC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar